[tatsu_section bg_color= “” bg_image= “” bg_repeat= “no-repeat” bg_attachment= ‘{“d”:”scroll”}’ bg_position= ‘{“d”:”top left”}’ bg_size= ‘{“d”:”cover”}’ bg_animation= “none” padding= ‘{“d”:”0px 0px 0px 0px”}’ margin= ‘{“d”:”0px 0px 0px 0px”}’ bg_video_mp4_src= “” bg_video_ogg_src= “” bg_video_webm_src= “” overlay_color= “” overlay_blend_mode= “normal” section_height_type= “auto” custom_height= ‘{“d”:””}’ vertical_align= “center” top_divider= “none” top_divider_zindex= “9999” bottom_divider_zindex= “9999” bottom_divider= “none” top_divider_height= ‘{“d”:”100″}’ top_divider_position= “above” bottom_divider_height= ‘{“d”:”100″}’ bottom_divider_position= “below” top_divider_color= “#ffffff” bottom_divider_color= “#ffffff” invert_top_divider= “0” invert_bottom_divider= “0” flip_top_divider= “0” flip_bottom_divider= “0” section_id= “” section_class= “” section_title= “” offset_value= “0px” full_screen_header_scheme= “background–dark” overflow= “” z_index= “0” hide_in= “” animate= “1” animation_type= “none” animation_delay= “0” animation_duration= “300” border_style= ‘{“d”:”solid”,”l”:”solid”,”t”:”solid”,”m”:”solid”}’ border= ‘{“d”:””}’ border_color= “” border_radius= “” box_shadow= “0px 0px 0px 0px rgba(0,0,0,0)” key= “WrtaRTHOBR”][tatsu_row full_width= “0” bg_color= “” border_style= ‘{“d”:”solid”,”l”:”solid”,”t”:”solid”,”m”:”solid”}’ border= ‘{“d”:””}’ border_color= “” no_margin_bottom= “0” equal_height_columns= “0” gutter= “medium” column_spacing= “px” fullscreen_cols= “0” swap_cols= “0” padding= ‘{“d”:”0px 0px 0px 0px”}’ margin= ‘{“d”:”0px 0px”}’ row_id= “” row_class= “” box_shadow= “0px 0px 0px 0px rgba(0,0,0,0)” border_radius= “0” hide_in= “” animate= “1” animation_type= “none” animation_delay= “0” animation_duration= “300” layout= “1/1” key= “0YZSZedDNV”][tatsu_column bg_color= “” bg_image= “” bg_repeat= “no-repeat” bg_attachment= “scroll” bg_position= ‘{“d”:”top left”}’ bg_size= ‘{“d”:”cover”}’ padding= ‘{“d”:”0px 0px 0px 0px”}’ margin= ‘{“d”:””}’ border_style= ‘{“d”:”solid”,”l”:”solid”,”t”:”solid”,”m”:”solid”}’ border= ‘{“d”:””}’ border_color= “” border_radius= “0” box_shadow_custom= “0px 0px 0px 0px rgba(0,0,0,0)” bg_video_mp4_src= “” bg_video_ogg_src= “” bg_video_webm_src= “” overlay_color= “” overlay_blend_mode= “normal” animate_overlay= “none” link_overlay= “” vertical_align= “none” sticky= “0” offset= ‘{“d”:”0px 0px”}’ column_parallax= “0” column_width= ‘{“d”:100,”l”:100,”t”:100,”m”:100}’ column_mobile_spacing= “0” image_hover_effect= “none” column_hover_effect= “none” hover_box_shadow= “0px 0px 0px 0px rgba(0,0,0,0)” overflow= “” col_id= “” column_class= “” top_divider= “none” top_divider_height= ‘{“d”:”100″,”m”:”0″}’ top_divider_color= “#ffffff” flip_top_divider= “0” top_divider_zindex= “9999” bottom_divider= “none” bottom_divider_height= ‘{“d”:”100″,”m”:”0″}’ bottom_divider_color= “#ffffff” flip_bottom_divider= “0” bottom_divider_zindex= “9999” left_divider= “none” left_divider_width= ‘{“d”:”50″,”m”:”0″}’ left_divider_color= “#ffffff” invert_left_divider= “0” left_divider_zindex= “9999” right_divider= “none” right_divider_width= ‘{“d”:”50″,”m”:”0″}’ right_divider_color= “#ffffff” invert_right_divider= “0” right_divider_zindex= “9999” z_index= “0” hide_in= “” animate= “1” animation_type= “none” animation_delay= “0” animation_duration= “300” layout= “1/1” key= “x49BcXDGG”][tatsu_text bg_color= “” color= “” max_width= ‘{“d”:”100″}’ wrap_alignment= “center” text_alignment= ‘{“d”:”left”}’ margin= ‘{“d”:”0px 0px 30px 0px”}’ box_shadow= “0px 0px 0px 0px rgba(0,0,0,0)” padding= ‘{“d”:”0px 0px 0px 0px”}’ border_style= ‘{“d”:”solid”,”l”:”solid”,”t”:”solid”,”m”:”solid”}’ border= ‘{“d”:”0px 0px 0px 0px”}’ border_color= “” border_radius= “0px” text_typography= ‘{“d”:””}’ hide_in= “” css_id= “” css_classes= “” animate= “1” animation_type= “none” animation_delay= “0” animation_duration= “300” key= “9lG8XMijB”]
Dalam menjalankan suatu bisnis, pasti terdapat risiko yang tidak dapat dihindari. Hal ini merupakan hal wajar yang akan Anda alami ketika menjalankan suatu bisnis.
Apalagi saat ini perubahan dalam bisnis begitu cepat, misalnya saja saat ini sedang tren bisnis kopi kekinian, namun mungkin tren ini hanya bertahan sampai 6 bulan ke depan dan setelah itu ada tren bisnis baru yang lebih diminati konsumen.
Namun, jangan pernah jadikan masalah ini sebagai alasan Anda untuk ragu dalam melangkah, justru disinilah tantangan bisnis yang harus Anda hadapi dengan strategi yang tepat. Untuk mendapatkan strategi yang tepat, Anda harus mulai memahami risiko bisnis yang mungkin terjadi dalam bisnis dan bagaimana solusi menghadapinya. Dengan mengetahui konsep risiko dalam bisnis, Anda dapat lebih siap ketika melangkah dan mengambil keputusan yang tepat. Di bawah ini, LEGALKU akan menjelaskan beberapa jenis risiko bisnis yang mungkin terjadi dan bagaimana solusi yang tepat untuk menghadapi risiko tersebut.
Apa itu Risiko Bisnis?
Sebelum membahas lebih jauh mengenai jenis-jenis risiko bisnis, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dulu apa itu risiko bisnis? Secara umum, konsep risiko selalu dikaitkan dengan konsekuensi yang muncul sebagai dampak adanya ketidakpastian, sehingga memunculkan dampak yang merugikan bagi pebisnis. Namun sebaliknya, jika konsekuensi ini dianggap menguntungkan, maka hal tersebut tidak dianggap sebagai risiko, namun dianggap sebagai keuntungan.
Motivasi Mengambil Risiko Bisnis
Meski bisa memberikan dampak yang merugikan, pebisnis mau tidak mau tetap harus mengambil risiko ini. Ada beberapa alasan yang mendorong pebisnis untuk mengambil risiko, salah satunya adalah keinginan untuk mendapatkan keuntungan atau pengembalian yang sepadan dengan pengorbanan yang dikeluarkannya. Umumnya, ketika seorang pebisnis melakukan kegiatan yang berisiko dengan motivasi keuntungan, biasanya ia akan mampu mengkalkulasi besarnya risiko yang dihadapi. Berdasarkan kalkulasi tersebutlah, ia bisa menetapkan target keuntungan yang diinginkan.
Selain itu, terdapat juga pebisnis yang mengambil risiko karena terpaksa. Misalnya mengambil risiko karena kondisi yang sudah sangat mendesak. Di mana, pebisnis mengambil risiko ini karena jika tidak diambil, maka kemungkinan terjadi hal yang lebih buruk lebih besar.
Jenis-Jenis Risiko Bisnis & Solusinya
a. Risiko Pasar (Market Risk)
Teknologi yang terus berkembang membuat perubahan yang begitu cepat, terutama dalam bisnis. Risiko bisnis yang pertama adalah risiko pasar yang diakibatkan karena perubahan dalam pasar secara makro, di mana banyak pebisnis yang tidak mampu membendungnya.
Misalnya, ketika Anda menjalankan bisnis kopi kekinian dan Anda baru membuat menu baru ‘Kopi Gula Aren’ yang saat itu sedang tren dan diminati banyak konsumen. Namun, tiba-tiba, keluarlah menu baru yang menjadi kegemaran konsumen, misalnya ‘Kopi Regal’. Padahal, saat itu Anda sudah membeli bahan untuk membuat Kopi Gula Aren yang cukup banyak. Inilah hal yang merugikan Anda, di mana Anda memiliki stok bahan yang tinggi namun tidak lagi dibutuhkan.
Solusinya adalah, Anda perlu memahami kondisi pasar dan kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Mulailah dengan melakukan pendekatan personal dengan pelanggan Anda. Misalnya ketika mereka datang, mintalah sedikit waktu untuk meminta pendapat serta saran dari konsumen untuk inovasi produk selanjutnya.
b. Risiko Strategi
Risiko ini sangat berkaitan dengan strategi, di mana terjadi risiko atau ketidakpastian yang diakibatkan dari kurang matangnya strategi dalam menjalankan bisnis. Strategi sangat dibutuhkan dan dipersiapkan dengan matang dalam bisnis, atau terkadang strategi bisnis itu harus dijalankan ketika ada persaingan yang mungkin mengancam bisnis kita. Misalnya saja perusahaan ponsel bernama Nokia yang dulu sempat tren di segala kalangan, namun setelah kedatangan sistem operasi terbaru yaitu Android, Nokia justru menggunakan sistem operasi lain dan mengalami kerugian besar karena konsumen lebih memilih untuk menggunakan Android. Contoh lainnya adalah Yahoo yang pada masa keemasannya pada tahun 1990an seperti Google masa kini, di mana Yahoo terlalu fokus untuk mengembangkan iklan banner namun tidak mengembangkan salah satu produknya yakni mesin pencari sehingga pada akhirnya produk mesin pencari ini dikuasai oleh Google.
Solusinya, Anda harus mempersiapkan strategi apa yang mungkin akan dijalankan ketika akan atau sedang memulai bisnis, agar nantinya bisnis bisa berjalan di jalur yang benar sehingga dapat meminimalisir kerugian yang mungkin bisa ditimbulkan. Sebagai pebisnis, Anda juga tidak boleh egois dan menganggap apa yang Anda pikirkan adalah benar, Anda tetap harus memikirkan kondisi pasar yang ada dan berani untuk memilih strategi yang mungkin tidak langsung mendatangkan profit, namun akan menghasilkan profit jangka panjang ke depan.
c. Risiko Kredit
Risiko ini berlaku bagi Anda yang menjalankan bisnis dengan sistem pembayaran kredit, seperti perusahaan pembiayaan. Di mana, Anda harus memahami risiko konsumen yang tidak membayar hingga lunas setelah barang dikirim. Mungkin saja orang tersebut kabur, bangkrut, meninggal dunia, dan sebagainya. Untuk menghindari risiko tersebut, Anda perlu melakukan analisa terhadap debitur atau calon konsumen Anda, bagaimana kinerja perusahaan itu, bagaimana karakter pemiliknya, kemampuannya untuk membayar, dan sebagainya.
Selanjutnya, Anda juga perlu menentukan beberapa hal seperti berapa batas utang yang dapat diberikan dan berapa lama maksimum jangka waktu kredit yang bisa Anda diberikan.
d. Risiko Operasional
Risiko ini biasanya akan lebih mengarah pada suatu kegagalan dalam mengelola perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan operasional sehari-hari. Hal ini mungkin saja terjadi karena beberapa kegagalan teknis, seperti server error, human error, maupun proses pada kegiatan operasional perusahaan yang tidak efisien. Dalam beberapa kasus, risiko operasional biasanya memiliki lebih dari satu penyebab.
Misalnya, perusahaan Anda melakukan rekrutmen untuk bidang business development sebanyak 5 orang, padahal setelah dijalani, diketahui bahwa sebenarnya kebutuhan merekrut 5 orang ini karena adanya pekerjaan yang tidak efisien sehingga hanya dengan 3 orang saja sudah cukup. Tentunya ini dapat merugikan perusahaan dari segi materi dan waktu, di mana perusahaan perlu memberikan gaji bagi karyawan tersebut dan perusahaan juga meluangkan waktu yang cukup lama ketika proses rekrutmen.
e. Risiko Finansial
Risiko ini biasanya akan berdampak kepada finansial perusahaan dan mengacu secara khusus terhadap arus kas masuk dan keluar yang memungkinkan terjadi kerugian finansial perusahaan. Sebagai contoh, Anda memiliki perusahaan yang sebagian besar pemasukan perusahaan berasal dari sejumlah klien besar yang melakukan proses pembayaran produk dengan beberapa tahapan. Kemudian ketika tahap pelunasan, klien perusahaan Anda tidak melakukan pembayaran sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Hal ini tentunya dapat merusak arus kas Anda dan menimbulkan ketidakpastian kapan klien akan membayar pelunasannya.
Contoh lain misalnya ketika perusahaan Anda memiliki banyak utang dan Anda harus melunasinya dalam jangka pendek. Hal ini akan berpengaruh ke arus kas perusahaan karena hutang ini perlu didahulukan untuk dibayar, terlebih jika ada bunga yang tinggi, Solusinya adalah membuat sistem jual beli dengan ketentuan yang lebih aman, misalnya pelunasan pembayaran hanya sebesar 5% dari total biaya tagihan dan diatur mengenai denda bagi klien yang terlambat melakukan pembayaran. Selain itu, hindari utang apabila bukan untuk keperluan mendesak.
f. Risiko Legal & Kepatuhan
Risiko legal biasanya timbul karena adanya tuntutan dari pihak lain karena adanya pelanggaran hukum, misalnya terjadi pelanggaran hak cipta, mengingkari kesepakatan yang telah tertulis dalam kontrak (wanprestasi), tidak mengikuti peraturan atau undang-undang yang berlaku, dan lain sebagainya. Untuk menghindari risiko ini, Anda harus membuat kontrak dan memahami isi di dalam kontrak dengan benar dan jelas sebelum melakukan tanda tangan kontrak.
Selain itu, risiko kepatuhan juga berkaitan erat dengan risiko legal, di mana risiko ini timbul karena adanya ketidakmampuan dalam memenuhi ketentuan atau peraturan perundang-undangan. Misalnya pelanggaran di bidang ketenagakerjaan seperti pemberian gaji di bawah UMR, di bidang Pajak, atau tidak memiliki izin usaha dalam menjalankan bisnisnya.Di mana, jika Anda melakukan pelanggaran ini, Anda dapat dikenakan sanksi bermacam-macam antara lain berupa teguran, denda, hingga pembekuan kegiatan usaha.
Karena itulah penting untuk memastikan risiko legal dan kepatuhan dapat Anda hindari. Di mana, risikonya bukan lagi kerugian materi namun kerugian yang bisa menyebabkan bisnis Anda dipaksa untuk tutup dan tidak beroperasi kembali. Selain itu, jika mengabaikan pembuatan kontrak, Anda mungkin saja mengalami kerugian ketika klien Anda tidak memenuhi kewajibannya, Anda tidak memiliki dasar untuk mengajukan klaim ganti kerugian kepadanya karena tidak pernah ada kontrak yang dibuat antara Anda dan klien.
LEGALKU hadir menjawab masalah hukum bisnis Anda. Sebagai salah satu startup hukum yang dapat memberikan solusi atas masalah pembuatan kontrak, LEGALKU juga bisa membantu Anda mengenali segala risiko yang mungkin terjadi pada bisnis, bukan hanya risiko legal dan kepatuhan. Jadi tunggu apalagi? Konsultasikan segala risiko bisnis Anda dan buat kontrak bisnis sekarang juga di LEGALKU!
[/tatsu_text][/tatsu_column][/tatsu_row][/tatsu_section]